Dinsdag 21 Mei 2013

PERAN IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DALAM KELUARGA



PERAN IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DALAM KELUARGA
oleh: M. Zulfikar Said Hamdani

Abstrak
Tulisan ini membahas tentang peran ibu sebagai orang tua tunggal dalam keluarga. banyak anggapan remeh dan negatif terhadapa para wanita single parent, namun dapat dibuktikan bahwa tidak semua anggapan tersebut dapat menjadi acuan yang dibenarkan. Banyak hal yang terkadang tidak diketahui banyak orang tentang bagaimana mereka mempertahankan keberlangsungan kehidupan keluarga mereka. Dalam tulisan ini akan disampaikan beberapa hal yang berkaitan tentang peranan ibu sebagai single parent, seperti penyebab bagaimana sehingga para wanita (ibu) tersebut menjadi seorang single parent, bagaimana ia menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga dalam keluarganya, dan hambatan apa yang sering dialami para ibu single parent tersebut hingga kurang  atau tidak dapat menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga yang ada. Dan pada akhir artikel ini tidak lupa akan diberikan sedikit saran bagi para ibu single parent agar tetap bersemangat dalam menjalankan kehidupan berkeluarga, agar peran dan tugas/fungsi keluarga tetap dapat dijalankan dengan seimbang dan sesuai.

Kata kunci : Fungsi keluarga, Single parent, Peran ibu sebagai single parent


PENDAHULUAN
S
alah satu fenomena yang banyak dijumpai dalam masyarakat kita saat ini adalah keberadaan orang tua tunggal atau yang lazim disebut dengan istilah “Single Parent”. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya. Apalagi bila yang mengalami hal seperti ini adalah wanita. Hal ini tentu tidaklah mudah untuk dijalani, dikarenakan masyarakat kita yang masih memandang seorang wanita tanpa suami dengan sebelah mata. Saat ini keluarga dengan orang tua tunggal memiliki serangkaian masalah khusus. Hal ini disebabkan karena hanya ada satu orang tua untuk membesarkan anak. Bila diukur dengan angka, mungkin lebih sedikit sifat positif yang ada pada keluarga Single Parent dibandingkan dengan orang tua lengkap. Peranan orang tua tunggal ini amat penting dalam perkembangan anaknya, karena ia harus menjadi seorang ayah sekaligus ibu bagi anaknya.

Sejak dulu, keluarga dibangun oleh pria dan wanita. Melalui ikatan perkawinan mereka pun kemudian memperoleh anak-anak dan hidup secara bersama-sama. Dengan  perkembangan zaman yang salah satunya ditandai dengan munculnya revolusi industri, kendati model keluarga tradisional yang disebut juga nuclear family terdiri dari ayah, ibu dan anak, masih bertahan, namun kemudian memunculkan pula beberapa model keluaraga baru yang hanya bernamakan keluarga. Dimana hubungan sosial diantara anggotanya relatif tetap didasarkan pada tanggung jawab, sehingga dapat melaksanakan fungsifungsinya dengan baik. Seperti pemeliharaan, merawat dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Sehingga tentu fungsi keluarga yang utuh akan berjalan sesuai mestinya dan akan berbeda dengan keluarga Single Parent.

Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum dewasa. Keluarga juga merupakan Community Primer yang penting dalam masyarakat. Community Primer artinya adalah suatu kelompok dimana suatu hubungan antara para anggota sangat erat dan kekal yan mamiliki fungsi tertentu.

Perasaan dan pendapat,anggapan/stereotip terhadap para single parent tersebut oleh masyarakat yang mempertanyakan ,bisakah para ibu tersebut nantinya menjalankan perandan fungsi keluarga didalam keluarganya. Permasalahan yang diangkat di sini adalah pertama Apa yang menyebabkan para ibu tersebut menjadi single parent ? dan kedua Bagaimana peran para single parent tersebut dalam keluarganya dari masing-masing penyebab single parent ? 

Secara umum penulisan artikel ini bertujuan mengetahui kehidupan para ibu yang memiliki status single parent. Adapun tujuan penulisan artikel ini adalah pertama Mengetahu apa penyebab para ibu tersebut menjadi seorang single parent, dan kedua Mengetahui bagaimana peran single parent tersebut dalam keluarnya.
PERAN dan FUNGSI KELUARGA
Kajian Talcott Parsons dalam teori struktural fungsional yang  melihat suatu masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri dari subsistem yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan teori ini suatu keluarga dianggap memiliki bagian yang terdiri dari seorang ayah, ibu, anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Semua anggota disini dianggap subsistemnya, yang tiap anggotanyamemiliki fungsi masing-masing. Fungsi tersebut membawa konsekuensi tertentu bagi anggota keluarga dan bagi keluarga bagi keseluruhan.

Peran keluarga dalam kajian sosiologi sebagai salah satu agen sosialisasi memiliki peran yang sangant penting dalam proses sosialisasi. Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pramusiwi, peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

sedangkan beberapa tugas atau fungsinya yaitu, fungsi melanjutkan keturunan atau reproduksi, fungsi afeksi, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi, fungsi pengawasan atau kontrol, dan fungsi proteksi.
·      fungsi melanjutkan keturunan atau reproduksi
Keluarga merupakan lembaga yang salah satu fungsinya adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia, melalui funsi reproduksi. Berlangsungnya fungsi ini berkaitan erat dengan aktivitas seksual antara pria (suami) dengan wanita (istri). Hanya melalui keluargalah aktivitas seksual manusia yang menjadi kunci terlaksananya fungsi melanjutkan keturunan dapat terpenuhi secara tepat, wajar, dan teratur dilihat dari segi moral, kultural, sosial, maupun kesehatan.
·      fungsi afeksi
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang atau rasa cinta. Ada pendapat yang mengatakan bahwa salah satu peneyebab utama gangguan emosional, prilaku bahkan kesehatan fisik adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan dan hubungan kasih saying dalam suatu lingkungan yang intim. Sehingga idealnya dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh kemesraan dan afektif.
·      fungsi sosialisasi
Sosialisasi merupakan bentuk pembelajaran sosial karena fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam bentuk kepribadian anak. Proses sosialisasi pertama idealnya dilakukan oleh keluarga itu sendiri, bukan dilakuakan atau diberikan kepada orang lain. Peran orang tua dalam proses sosialisasi menjadi peran utama dan sangat penting sebab anak akan meniru segala yang dilihat dan diajari orang tuanya.
·      fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi yang memang menjadi kunci kekuatan dalam keluarga yang sangat diperlukan. Keluarga juga bertindak sebagai unit yang terkoordinir dalam produksi ekonomi, dimana setiap keluarga akan bekerjasama dalam pembagian kerja dalam rumah tangga, agar setiap pekerjaan itu bagian dari unit produksi dalam keluarga. Terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga tergantung pada pekerjaan kepala keluarga.
·      fungsi pengawasan atau kontrol
fungsi ini tampak pada adanya penanaman nilai-nila dan norma-norma yang dilakukan keluarga terhadapa para anggota keluarganya, terutama pada anak-anak. Kepada para anggota keluarga diajarkan mengenai hak dan tanggung jawab, baik terhadap keluarga, masyarakat, negara dan agamanya. Bila ada dari anggota keluarga yang menyimpang dari tangung jawab, anggota keluarga yang lain akan menegur dan mengarahkannya kembali.
·      fungsi proteksi
Fungsi proteksi dalam keluarga adalah fungsi perlindungan terhadap anggota keluarganya. adapaun perlindungan paling dominan dalam keluarga adalah yang berhubungan dengan segala kebutuhan fisik anak yang mana semuanya bernilai praktis yang juga termasuk dalam hal perawatan anak. Fungsi perlindungan dapat dibagi tiga, yaitu perlindungan fisik, ekonomi, dan psikologis. Setiap anggota keluarga pasti membutuhkan ketiga hal tersebut. Sorang bayi yang baru lahir memulai hidupnya dengan perlindungan penuh karena ia tidak mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. Bayi tanpa perlindungan orang tua dan keluarga sudah tentu tidak akan hidup lama.

Dari keenam fungsi yang ada, ada beberapa fungsi yang erat kaitannya dengan keberlangsungan suatu keluarga. Fungsi pertama yang sangat menentukan fungsi-fungsi keluarga lainnya, yaitu fungsi ekonomi, baru kemudian fungsi afeksi, proteksi dan sosialisasi.

FENOMENA SINGLE PARENT
Single parent adalah kondisi diamana seorang ayah atau ibu yang memikul tugasnya sendiri sebagai kepala rumah rumah tangga sekaligus sebagai ibu rumah tangga.Single parent adalah salah satu fenomena yang banyak dijumpai dalam masayarakat kita saat ini adalah keberadaan orang tua tunggal atau yang lazim disebut dengan istilah “single parent”. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya, baik itu pihak suami maupun istri. Sepertinya tak mudah untuk menyandang status ini di tengah-tengah masayarakat kita yang masih memandang sebelah mata akan keberadaan mereka. Belum lagi mereka harus menerima cap negatif dari lingkungannya.

Pada masyarakat ada pandangan bahwa ketika seorang pria (ayah) menjadi single parent, maka ia akan sangat menderita. Pendapat tersebut berdasar pada masyarakat atau lingkungan sekitarnya menganggap seorang ayah yang biasanya memiliki tugas dalam keluarganya untuk menjalankan fungsi ekonomi dalam keluarga dan sering berada diluar untuk bekerja demi pemenuhan kebutuhan keluarganya dianggap akan sulit bila harus sekaligus menjadi seorang ibu rumah tangga yang biasanya memiliki tugas untuk mengurus anak-anaknya dan segala sesuatu yang ada dirumah. Namun dalam kenyataannya ketika ada anggapan seperti itu justru hal tersebutlah yang malah menjadi dasar lingkungan sekitar dan kerabatnya untuk membantu. Bukan sebagai pengganti peran istri dalam keluarga, namun setidaknya dapat membantu sang ayah dalam melaksanakan fungsi-fungsi keluarga yang ditinggalkan sang istri. Sebagai contoh ketika seorang ayah menjadi single parent dan orang tua dari pihak suami atau istri masih hidup, tentu mereka akan senantiasa membantu mengurus anaknya ketika sang ayah pergi bekerja, selain itu segala kebutuhan keluarga yang dahulu selalu disiapkan oleh istri, sekarang dapat dibantu oleh orang tua, mertua atau saudara sang ayah tersebut, sehingga keadaan akan sedikit lebih ringan bagi sang ayah yang menjalani hidup dengan status barunya sebagai singgle parent, terlepas dari masalah yang akan dihadapi oleh masing-masing ayah tersebut dikemudian hari sepanjang ia menjadi seorang single parent, kerena dalam kenyataan dimasyarakat keadaan seperti itu wajar terjadi.

Lalu bagaimana bila status single parent disandang oleh pihak wanita? Apakah hal sama akan merasakan hal yang sama sperti yang dirasakan oleh pihak pria?

PERAN IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DALAM KELUARGA
Sebelum membahas mengenai peran ibu sebagai orang tua tunggal (single parent), perlu diketahui bagaimana Penyebab seorang wanita menjadi orang tua tunggal. Secara umum, kebanyakan orang hanya mengetahui penyebabnya adalah karena pertama Pasangan hidup meninggal dunia, otomatis itu akan menjadikan kita sebagai orang tua tunggal, dan kedua karena perceraian. Namun sebenarnya ada penyebab lain hingga wanita menjadi seorang single parent, yaitu Pasangan hidup meninggalkan kita untuk waktu yang sementara, namun dalam kurun waktu yang panjang, contohnya seorang istri dengan suami yang bekerja sebagai nelayan yang terkadang dalam melaut perlu waktu berbulan-bulan, atau yang memiliki suami yang bekerja diluar pulau atau luar negeri yang jangka waktu kontrak kerjanya bertahun-tahun. Kedua yaitu wanita yang mengadopsi anak, namun ia belum menikah, tidak pernah menikah. Dan yang terakhir adalah wanita yang membesarkan anak dari hasil hubungan diluar nikahnya, baik mereka yang menjadi korban pemerkosaan maupun yang memang melakuakan hubungan diluar nikah.

Apabila pada pembahasan sebelumya telah disampaikan bahwa keadaan sebagai ayah dengan status single parent terasa tidak begitu sulit karena adanya bantuan dari orng-orang terdekatnya. Namun apakah akan ada perlakuan yang sama bila hal tersebut dialami oleh para wanita (ibu) single parent ? selama ini, yang ada dimasyarakat dalam memperlakukan atau menganggap para single parent, baik pada pria maupun wanita tidak mampu menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga pada keluarganya secara baik. Namun tentu seperti yang dijelaskan diatas, ketika status tersebut disandang oleh seorang pria mungkin pendapat tersebut dapat dianggap gugur dengan sendirinya. Tetapi bagaimana dengan pihak wanita, akankah mendapat perlakuan yang sama?

Dalam kenyataannya pula, meski banyak yang berpendapat sama bahwa para single parent baik bagi pria (ayah) maupun akan sulit menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga yang idealnya telah diposisikan tiap masing-masing anggota keluarganya. namun ternyata ada perbedaan sikap dan persepsi oleh banyak masyarakat dan orang-orang dilingkungan para single parent tersebut. Bila pada pria pendapat ayau anggapan-anggapan tersebut dapat gugur dengan sendirinya. Pada wanita justru perlakuan yang tidak sama yang diterima. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat perlakuan yang ada, pada masyarakat ataupun lingkungan para wanita single parent tersebut terkadang justru tidak melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan kepada para pria single parent, meski mereka tahu bahwa para  wanita (ibu) tersebut akan kesulitan dalam menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga. mereka lebih menganggap bahwa hal yang terpenting dalam peranan single parent dalam keluarga adalah hal-hal yang berkaitan dengan anak. sehingga ketika wanita menjadi seorang single parent, mereka tidak mencemaskan tentang pengurusan keluarga dan anak-anaknya, karena hal tersebut memang telah menjadi tugas atau bagian dari ibu dalam keluarganya. tentang masalah peran dari figur seorang ayah yang digantikan oleh ibu yang mereka anggap sulit bagi para wanita single parent tersebut justru juga malah diabaikan dan digampangkan, karena mereka juga berpendapat bahwa mencari uang dapat dilakukan dengan tanpa meninggalkan rumah dan tetap bisa mengurus rumahtangga, berbeda dengan ayah yang harus bekerja diluar rumah. Hal-hal yang demikianlah yang sering terjadi didalam masyarakat kita dan merupakan suatu keadaan yang wajar dan di amini oleh semua pihak.

Selain anggapan remeh orang-oarang, seorang single parent pun tak luput dari anggapan negatif dari berbagai pihak terutama bila yang menjadi single parent adalah seorang wanita. Baik yang berumur masih muda sampai yang tua, banyak dari mereka harus dapat menjaga sikap, bila dulu jika mereka masih memiliki suami bagi harus dapat menjaga diri dari pria-pria lain, kini mereka harus lebih dan lebih lagi dalam bergaul dan bersikap pada lawan jenisnya, hal tersebut yang terjadi pada mereka yang menjadi single parent karena janda. Bagaimana dengan penyebab yang lain, tentu hampir sama, apalagi bagi mereka yang merupakan korban pemerkosaan atau yang memeang telah melakukan hubungan diluar nikah. Anggapan bagi mereka merupakan anggapan negatif yang paling berat dibandingkan penyebab single parent yang lain. Mereka terkadang dicap sebagai “wanita nakal”, karena tidak bisa menjaga diri hingga membuahkan anak dan rawan menggoda rumah tangga orang lain. Banyak hal yang mamiliki sisi positif maupun negatif, akan tetapi ketika lebih banyak mengekspos sisi negatif saja tentu sisi positif yang ada terasa kurang bisa menutupi sisi negatif yang ada. Namun tentu kita harus bijak dalam menyikapi hal-hal seperti ini, karena fenomena seperti ini bukanlah keinginan setiap orang, namun memang jalan hidup yang telah menggariskan mereka menjadi single parent.

Lalu akankah para wanita tersebut menyerah begitu saja dengan keadaan dan anggapan masyarakat dan lingkungan sekitarnya yang merendahkan mereka. Tentu saja tidak, coba kita lihat dikehidupan kita sehari-hari, dimasyarakat luas, ditelevisi, diberita-berita, dll. Ternyata banyak hal yang jauh berbeda dari apa yang kita kira dan kita pikirkan selama ini tentang para wanita single parent. mereka tidak selemah dan setidak mampu itu, bahkan menurut saya mereka jauh lebih hebat dan jauh lebih kuat dibandingkan para pria single parent. Dengan rasa prihatin terhadap nasib anak-anaknya kelak dan rasa ikatan biologis yang kuat antar keduanya justru yang membuat para wanita single parent tersebut untuk mencoba memaksa diri mereka agar tetap memerjuangkan kehidupan keluarganya. peran dan tuga/fungsi keluarga pun tidak mereka abaikan, meskipun mereka tahu bahwa memang sulit untuk menggantikan figur, peran dan tugas/fungsi seorang ayah dalam keluarga, namun lambat laun mereka pun dapat melakukannya dengan tidak mudah pula tentunya.

Setelah pemaparan sisi lain dari wanita single parent, selanjutnya adalah peran dan tugas/fungsi keluarga yang dijalankan para wanita single parent dalam keluarganya. berikut adalah bagaimana para ibu single parent menjalankan tugas/fungsi keluarga dalam keluarganya,

·      fungsi melanjutkan keturunan atau reproduksi
Untuk fungsi reproduksi ini tentunya tidak mungkin diperankan oleh para wanita single parent hingga mereka menikah dan memiliki keturunan kembali tentunya.
·      fungsi afeksi
Sebagai seorang ibu tentu fungsi ini tidaklah asing baginya, fungsi afeksi yang bermakna kasih sayang atau rasa cinta merupakan suatu hal yang telah ibu berikan sejak buah hatinya lahir kedunia ini. Namun kemudian muncul pertanyaan, apakah semua ibu seperti itu, lalu bagaimana dengan para wanita single parent yang memiliki anak dari hasil diluar nikah, apakah mereka akan dapat memberikan kasih sayangnya.

Tentu saja tidak semua para wanita single parent dapat menjalankan fungsi afeksi ini, sebgai contoh apabila wanita tersebut menjadi seorang wanita karir yang harus kerja dengan intensitas waktu yang cukup lama tiap harinya yang menjadikan waktu untuk menjalankan fungsi afeksinya tidak ada dan menyerahkan segala urusan rumah dan pengurusan anak kepada para pembantu dan pengurus anak mereka, sehingga ada pula yang justru sangat bergantung pada para pengasuhnya dibanding dengan orang tuanya. Selain itu terdapat contoh lain yakni justru karena menjadi seorang single parent, mereka merasa terguncang jiwanya sehingga tidak dapat menjalankan funsi afeksinya dengan baik. Bahkan dalam beberapa berita yang ada karena terguncang jiwanya, anak-anaknya yang kemudian menjadi korban, bukan kasih sayang yang diberikan melainkan rasa cemas dan tidak aman dalam keluarganya sendiri. Hal yang demikian kebanyakan terjadi pada para wanita single parent yang memiliki ekonomi lemah, karena ketergantungan akan figur ayah sebagai tulang punggun keluarga. sehingga latarbelakang ekonomi dan pekerjaan juga berpengaruh dalam pelaksanaan fungsi afeksi tersebut.

Lalu bagi mereka, wanita single parent yang yang memiliki anak dari hasil diluar nikah. Tentunya tidak dapat diberikan jawaban yang tepat yang benar atau salah bagi pertanyaan ini, karena jawaban ini merupakan jawaban subjektifitas penulis dari hasil pengalaman dan informasi dari berbagai sumber. Bila kita melihatnya dari sisi kemanusiaa, tentu apa yang telah dilakukan wanita tersebut dengan memertahankan kandungannya hingga lahir, meskipun ia tahu bahwa nantinya ia akan membesarkan anaknya seorang diri tanpa bantuan pria yang menjadi ayah dari anak yang dikandungnya tersebut merupakan suatu hal yang menunjukkan bahwa wanita single parent tersebut telah menjalankan fungsi kasih sayang atau afeksinya bahkan sejak didalam kandungan.

·      fungsi sosialisasi
Orang tua manapun termasuk mereka yang menjadi single parent tentu ingin melihat anak-anaknya menjadi sosok yang mampu mengambil peran dalam lingkungannya nantinya, karena tidak selamanya mereka akan hidup dengan orang tuanya. Mereka pun nantinya akan menjalani hidupnya sendiri tanpa bantuan orang tuanya, untuk itu perlu adanya proses belajar untuk terjun dimasyarakat yang dimulai sejak kecil dengan cara meniru apa saja yang dilakukan para anggota keluarganya. Tentu saja orang tua tidak tinggal diam dalam masa ini, mereka mencoba memberikan contoh perilaku yang baik dan sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dan berguna nantinya dimasyarakat. Sama halnya yang dilakukan para ibu single paernt yang merawat dan membesarkan anak dari hasil hubungan diluar nikahnya, tentu ia akan berusaha untuk menjadikan anaknya sebagai individu yang baik dan dapat diterima dimasyarakat, ia tidak ingin anaknya justru tidak dapat bersosialisasi dengan masyarakat luas karena tidak diterima dan menjadikan sang anak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal karena mendapat caci makian, hinaan, sindiran, dll dari lingkungan.

Namun demikian seperti yang terjadi pada fungsi afeksi dan yang lainnya, tidak semua ibu dapat menjalankan fungsi sosialisasi. Terkadang pada para ibu single parent yang tidak dapat meluangkan waktunya kerna kesibukan pekerjaannya justru memilih memberikan tanggung jawab penggasuhan pada para pengasuh, pembantu, tempat penitipan anak, dan kepada orang tua mereka, sehingga mereka tidak tahu proses sosialisasi apa yang diberikan para pengasuhnya terhadap anak-anak mereka selama mereka bekerja. Ditemukan contoh kasus adanya polah tingkah anak-anak yang justru seperti kebiasaan yang sering dikerjakan oleh para pengasuhnya.
·      fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi yang memang menjadi kunci kekuatan dalam keluarga yang sangat diperlukan. Pada saat ini ibu sebagai single parent akan bertugas untuk menggantikan tugas dari ayah sebagai kepala keluarga yang salah satu tugas untuk mencari nafkah. Tentunya banyak hal yang dilakukan para wanita single parent tersebut dalam mencari nafkah untuk keluarganya, sebagai contoh para ibu yang ingin selalu dekat dengan anak-anaknya mereka memilih untuk membuka usaha sendiri dirumah, seprti membuka warung makan, toko kelontong, jasa laundry, dll yang bisa mereka lakukan dirumah. Adapula yang bekerja disawah, kebun, dll karena keahlian yang dimiliki adalah dalam bidang pertanian. Adapula yang menjadi pembantu rumah tangga, buruh, dan informal lainnya. Bahkan ada yang menjadi tukang ojek, tukang becak, sopir taksi, tukang tambal ban demi terpenuhinya kebutuhan keluarganya.

Namun tetap ada juga yang justru karena ketidak mampuan dan tidak terpenuhinya ekonomi keluarga, sang ibu justru menjual anak-anaknya.
·      fungsi pengawasan atau kontrol
keluarga menanaman nilai-nila dan norma-norma terhadap para anggota keluarganya, terutama pada anak-anak, begitupun para wanita single parent. Kepada para anggota keluarga diajarkan mengenai hak dan tanggung jawab, baik terhadap keluarga, masyarakat, negara dan agamanya. Bila ada dari anggota keluarga yang menyimpang dari tangung jawab, anggota keluarga yang lain akan menegur dan mengarahkannya kembali. Selain itu adanya tanggung jawab yang diberikan merupakan awal dari sebuah kemandirian bagi anggota keluarga dalam bersikap dan berperilaku dai lingkungan masyarakatnya, terutama bagi anak-anak. adanya penanaman nilai dan norma yang telah ditanamkan dengan kuat pada anak merupakan bentuk hidden dari fungsi kontrol tersebut, sehingga dengan tertanamnya nilai dan norma tersebut maka akan menjadi pedoman anak atau anggota keluarga lainnya dalam berperilaku ketika orang tua atau anggota keluarga sedang tidak bersemanya.

Namun, lagi-lagi hal yang sama tentunya terjadi pada fungsi ini. Yang menjadi faktor penentunya adalah ketersediaan waktu untuk menjalankan fungsi ini dalam keluarga oleh para wanita single parent tersebut.
·      fungsi proteksi
Fungsi proteksi dalam keluarga adalah fungsi perlindungan terhadap anggota keluarganya. Fungsi perlindungan dapat dibagi tiga, yaitu perlindungan fisik, ekonomi, dan psikologis. Setiap anggota keluarga pasti membutuhkan ketiga hal tersebut. Untuk yang pertama yaitu bagian perlindungan fisik, contohnya adalah sorang bayi yang baru lahir memulai hidupnya dengan perlindungan penuh karena ia tidak mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. Bayi tanpa perlindungan orang tua dan keluarga sudah tentu tidak akan hidup lama. Selanjtnya, yang kedua adalah bagian perlindungan ekonomi yang tentunya dalam pemenuhannya berkaitan dengan fungsi ekonomi dalam keluarga yang telah dijelaskan sebelumnya. Kebutuhan anggota keluarganya yang utama dan mendasar adalah terpenuhinya sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan anggota keluarganya. terakhir adalah bagian perlindungan psikologis yang berkaitan dengan fungsi afeksi pada fungsi keluarga. rasa aman, yaman, dan kasih sayang adalah cerminan dari sebuah rasa yang ideal yang diinginkan dalam suatu keluarga. berjalan, berfungsi atau tidak peran dan fungsi keluarga tentu dipengaruhi dari beberapa faktor dan penyebab seperti yang telah dijelaskan dalam tiap ulasan dan dalam bagian fungsi keluarga sebelumya.

KESIMPULAN
Fenomena yang banyak dijumpai dalam masyarakat kita saat ini adalah keberadaan orang tua tunggal atau yang lazim disebut dengan istilah “Single Parent”. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya. Lalu bagaimana bila yang mengalami hal seperti ini adalah wanita. banyak anggapan remeh dan negatif terhadapa para wanita single parent, namun dapat dibuktikan bahwa tidak semua anggapan tersebut dapat menjadi acuan yang dibenarkan. Banyak hal yang terkadang tidak diketahui banyak orang tentang bagaimana mereka mempertahankan keberlangsungan kehidupan keluarga mereka. Merka harus membagi waktunya untuk untuk banyak hal agar peran dan tugas/fungsi keluarga tetap dapat dijalankan dengan sesuai.

Ternyata meskipun mereka merupakan ornag tua tunggal yang mengasuh, membesarkan anak-anak dan mengurus keperluan dan kebutuhan keluarga tanpa bantuan pasangan, merka dapat beradaptasi dengan keadaan dan terus berjalan maju demi keluarga merka yang harus tetap hidup dan berjalan maju, meski dengan banyak rintangan, halangan, bahkan hinaan dan cap negatif dari masyarakat luas dan lingkungannya. Namun demikia, tentunya tidak semua wanita dapat melakukannya karena berbagai masalah yang dihadapinya. Namun setidaknya satu hal yang perlu diingat idealnya semua orang tidak ingin menjadi single parent, dan semua orang tua ingin anak-anak dan keluarga mereasa aman, yaman dan menjadi anak yang baik yang dapat dibanggakan. Sehingga perlu adanya apresiasi bagi para wanita single parent yang telah mampu menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga dengan semaksiaml mungkin yang mereka dapat lakukan.

Sebagai saran untuk menutup tulisan ini, bagi para ibu yang akan menjalankan peran ganda, wanita sebagai single parent yang menjalankan peran domestik dan publiknya secara bersamaan harus memilki menajemen waktu yang efektif  serta mampu mengkombinasikan dengan baik antara pekerjaan domestik dan publik secara baik. Apabila ia berada di tempat kerja, maka ia harus mengkonsentrasikan diri sepenuhnya pada pekerjaannya, dan sebaliknya, apabila ia telah berada di rumah, maka ia harus mencurahkan seluruh perhatiannya terutama pada anaknya, juga makan, belajar, atau pun membacakan dongeng sebelum tidur. Kematangan fisik, dan psikologis merupakan faktor yang sangat vital dan utama yang dibutuhkan wanita yang berstatus single parent untuk melakukan menajemen keluarga. Kematangannya tersebut akan mempengaruhi caranya dalam memanajemen diri dan keluarganya, terutama dalam membesarkan serta mendidik anak-anaknya guna membentuk karakter sang anak. terakhir jangan menyerah dengan cacimakian, hinaan, dll. Akan tetapi buktikan bahwa wanita merupakan sosok yang kuat, tangguh dan dapat memimpin keluarganya meskipun sebagai seorang single parent.


DAFTAR PUSTAKA
Tim sosiologi. 2007. Sosiologi 3: Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Yudhistira.
Ritzer, George. 2012. Edisi Kedelapan Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasisk Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riskika, Julian dan Indrawati .           . Artikel: Kehidupan Sosial-Ekonomi Janda Di Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.              .
Syilfiah, Dian. 2012. Peran Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga (Studi Kasus 7 Orang Ayah Di Kelurahan Turikale Kabupaten Maros). Makassar: Skripsi.
Ensiklopedia Bebas, Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Sosialisasi: Peran  Keluarga. http: www.wikipedia.com (di akses  pada 16/04/2013).
Pernik Magazine. 2008. Bagaimana Peranan Keluarga Dalam Sosialisasi. http: www.pernikmagazine.com (di akses  pada 16/04/2013).
Riadi, Muchlisin. 2012. Definisi, Fungsi dan Bentuk Keluarga(di akses  pada 16/04/2013).
 


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking