PERAN IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DALAM KELUARGA
oleh: M. Zulfikar Said Hamdani
Abstrak
Tulisan ini membahas
tentang peran ibu sebagai orang tua tunggal dalam keluarga. banyak anggapan remeh dan negatif terhadapa para
wanita single parent, namun dapat
dibuktikan bahwa tidak semua anggapan tersebut dapat menjadi acuan yang
dibenarkan. Banyak hal yang terkadang tidak diketahui banyak orang tentang
bagaimana mereka mempertahankan keberlangsungan kehidupan keluarga mereka. Dalam
tulisan ini akan disampaikan beberapa hal yang berkaitan tentang peranan ibu
sebagai single parent, seperti
penyebab bagaimana sehingga para wanita (ibu) tersebut menjadi seorang single parent, bagaimana ia menjalankan
peran dan tugas/fungsi keluarga dalam keluarganya, dan hambatan apa yang sering
dialami para ibu single parent tersebut
hingga kurang atau tidak dapat
menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga yang ada. Dan pada akhir artikel
ini tidak lupa akan diberikan sedikit saran bagi para ibu single parent agar tetap bersemangat dalam menjalankan kehidupan
berkeluarga, agar peran dan tugas/fungsi keluarga tetap dapat dijalankan dengan
seimbang dan sesuai.
Kata kunci : Fungsi keluarga, Single parent, Peran ibu sebagai
single parent
PENDAHULUAN
S
|
alah satu fenomena yang banyak
dijumpai dalam masyarakat kita saat ini adalah keberadaan orang tua tunggal
atau yang lazim disebut dengan istilah “Single Parent”. Mereka mengasuh
dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya.
Apalagi bila
yang mengalami hal seperti ini adalah wanita. Hal ini tentu tidaklah mudah
untuk dijalani, dikarenakan masyarakat kita yang masih memandang seorang wanita
tanpa suami dengan sebelah mata. Saat ini keluarga dengan orang tua tunggal
memiliki serangkaian masalah khusus. Hal ini disebabkan karena hanya ada satu
orang tua untuk membesarkan anak. Bila diukur dengan angka, mungkin lebih
sedikit sifat positif yang ada pada keluarga Single Parent dibandingkan
dengan orang tua lengkap. Peranan orang tua tunggal ini amat penting dalam
perkembangan anaknya, karena ia harus menjadi seorang ayah sekaligus ibu bagi
anaknya.
Sejak dulu, keluarga dibangun oleh pria dan wanita. Melalui ikatan
perkawinan mereka pun kemudian memperoleh anak-anak dan hidup secara
bersama-sama. Dengan perkembangan zaman
yang salah satunya ditandai dengan munculnya revolusi industri, kendati model
keluarga tradisional yang disebut juga nuclear family terdiri dari ayah, ibu
dan anak, masih bertahan, namun kemudian memunculkan pula beberapa model
keluaraga baru yang hanya bernamakan keluarga. Dimana hubungan sosial diantara
anggotanya relatif tetap didasarkan pada tanggung jawab, sehingga dapat melaksanakan
fungsifungsinya dengan baik. Seperti pemeliharaan, merawat dan melindungi anak
dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa
sosial. Sehingga tentu fungsi keluarga yang utuh akan berjalan sesuai mestinya
dan akan berbeda dengan keluarga Single Parent.
Keluarga merupakan kesatuan sosial
yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum dewasa. Keluarga juga
merupakan Community Primer yang penting dalam masyarakat.
Community Primer artinya adalah suatu kelompok dimana suatu hubungan antara
para anggota sangat erat dan kekal yan mamiliki fungsi tertentu.
Perasaan dan pendapat,anggapan/stereotip
terhadap para single parent tersebut oleh masyarakat yang mempertanyakan
,bisakah para ibu tersebut nantinya menjalankan perandan fungsi keluarga
didalam keluarganya. Permasalahan yang diangkat di sini adalah pertama Apa yang
menyebabkan para ibu tersebut menjadi single
parent ? dan kedua
Bagaimana peran para single parent
tersebut dalam keluarganya dari masing-masing penyebab single parent ?
Secara umum penulisan
artikel ini bertujuan mengetahui kehidupan para ibu
yang memiliki status single parent.
Adapun tujuan penulisan artikel ini adalah pertama
Mengetahu apa penyebab para ibu tersebut menjadi seorang single parent, dan kedua Mengetahui bagaimana peran
single parent tersebut dalam keluarnya.
PERAN
dan FUNGSI KELUARGA
Kajian Talcott Parsons dalam teori
struktural fungsional yang melihat suatu
masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri dari subsistem yang saling berhubungan
antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan teori ini suatu keluarga dianggap
memiliki bagian yang terdiri dari seorang ayah, ibu, anak-anak dan anggota
keluarga lainnya. Semua anggota disini dianggap subsistemnya, yang tiap
anggotanyamemiliki fungsi masing-masing. Fungsi tersebut membawa konsekuensi
tertentu bagi anggota keluarga dan bagi keluarga bagi keseluruhan.
Peran keluarga dalam kajian sosiologi sebagai salah satu agen sosialisasi
memiliki peran yang sangant penting dalam proses sosialisasi. Bagi keluarga inti
(nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan
saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat
yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen
sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri
atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping
anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya,
sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar anggota kerabat
biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan
anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pramusiwi, peranan para agen
sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak
sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
sedangkan beberapa tugas atau
fungsinya yaitu, fungsi melanjutkan keturunan atau reproduksi, fungsi afeksi,
fungsi
sosialisasi, fungsi ekonomi, fungsi pengawasan atau kontrol, dan fungsi
proteksi.
·
fungsi melanjutkan
keturunan atau reproduksi
Keluarga
merupakan lembaga yang salah satu fungsinya adalah untuk mempertahankan
kelangsungan hidup manusia, melalui funsi reproduksi. Berlangsungnya fungsi ini
berkaitan erat dengan aktivitas seksual antara pria (suami) dengan wanita
(istri). Hanya melalui keluargalah aktivitas seksual manusia yang menjadi kunci
terlaksananya fungsi melanjutkan keturunan dapat terpenuhi secara tepat, wajar,
dan teratur dilihat dari segi moral, kultural, sosial, maupun kesehatan.
·
fungsi afeksi
Salah satu kebutuhan dasar manusia
adalah kebutuhan akan kasih sayang atau rasa cinta. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa salah satu peneyebab utama gangguan emosional, prilaku bahkan
kesehatan fisik adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan dan
hubungan kasih saying dalam suatu lingkungan yang intim. Sehingga idealnya
dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh kemesraan dan afektif.
·
fungsi sosialisasi
Sosialisasi merupakan bentuk
pembelajaran sosial karena fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga
dalam bentuk kepribadian anak. Proses sosialisasi pertama idealnya dilakukan
oleh keluarga itu sendiri, bukan dilakuakan atau diberikan kepada orang lain.
Peran orang tua dalam proses sosialisasi menjadi peran utama dan sangat penting
sebab anak akan meniru segala yang dilihat dan diajari orang tuanya.
·
fungsi
ekonomi
Fungsi ekonomi yang memang menjadi
kunci kekuatan dalam keluarga yang sangat diperlukan. Keluarga juga bertindak
sebagai unit yang terkoordinir dalam produksi ekonomi, dimana setiap keluarga
akan bekerjasama dalam pembagian kerja dalam rumah tangga, agar setiap
pekerjaan itu bagian dari unit produksi dalam keluarga. Terpenuhinya kebutuhan
ekonomi keluarga tergantung pada pekerjaan kepala keluarga.
·
fungsi
pengawasan atau kontrol
fungsi ini tampak pada adanya penanaman nilai-nila dan
norma-norma yang dilakukan keluarga terhadapa para anggota keluarganya,
terutama pada anak-anak. Kepada para anggota keluarga diajarkan mengenai hak
dan tanggung jawab, baik terhadap keluarga, masyarakat, negara dan agamanya.
Bila ada dari anggota keluarga yang menyimpang dari tangung jawab, anggota
keluarga yang lain akan menegur dan mengarahkannya kembali.
·
fungsi
proteksi
Fungsi
proteksi dalam keluarga adalah fungsi perlindungan terhadap anggota
keluarganya. adapaun perlindungan paling dominan dalam keluarga adalah yang
berhubungan dengan segala kebutuhan fisik anak yang mana semuanya bernilai
praktis yang juga termasuk dalam hal perawatan anak. Fungsi perlindungan dapat
dibagi tiga, yaitu perlindungan fisik, ekonomi, dan psikologis. Setiap anggota
keluarga pasti membutuhkan ketiga hal tersebut. Sorang bayi yang baru lahir
memulai hidupnya dengan perlindungan penuh karena ia tidak mempunyai kemampuan
dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. Bayi tanpa perlindungan orang tua dan
keluarga sudah tentu tidak akan hidup lama.
Dari keenam fungsi yang ada, ada
beberapa fungsi yang erat kaitannya dengan keberlangsungan suatu keluarga.
Fungsi pertama yang sangat menentukan fungsi-fungsi keluarga lainnya, yaitu
fungsi ekonomi, baru kemudian fungsi afeksi, proteksi dan sosialisasi.
FENOMENA SINGLE PARENT
Single parent adalah kondisi diamana
seorang ayah atau ibu yang memikul tugasnya sendiri sebagai kepala rumah rumah
tangga sekaligus sebagai ibu rumah tangga.Single parent adalah salah satu
fenomena yang banyak dijumpai dalam masayarakat kita saat ini adalah keberadaan
orang tua tunggal atau yang lazim disebut dengan istilah “single parent”. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka
sendiri tanpa bantuan dari pasangannya, baik itu pihak suami maupun istri.
Sepertinya tak mudah untuk menyandang status ini di tengah-tengah masayarakat
kita yang masih memandang sebelah mata akan keberadaan mereka. Belum lagi
mereka harus menerima cap negatif dari lingkungannya.
Pada masyarakat ada pandangan bahwa
ketika seorang pria (ayah) menjadi single parent,
maka ia akan sangat menderita. Pendapat tersebut berdasar pada masyarakat atau
lingkungan sekitarnya menganggap seorang ayah yang biasanya memiliki tugas
dalam keluarganya untuk menjalankan fungsi ekonomi dalam keluarga dan sering
berada diluar untuk bekerja demi pemenuhan kebutuhan keluarganya dianggap akan
sulit bila harus sekaligus menjadi seorang ibu rumah tangga yang biasanya
memiliki tugas untuk mengurus anak-anaknya dan segala sesuatu yang ada dirumah.
Namun dalam kenyataannya ketika ada anggapan seperti itu justru hal tersebutlah
yang malah menjadi dasar lingkungan sekitar dan kerabatnya untuk membantu. Bukan sebagai pengganti
peran istri dalam keluarga, namun setidaknya dapat membantu sang ayah dalam
melaksanakan fungsi-fungsi keluarga yang ditinggalkan sang istri. Sebagai
contoh ketika seorang ayah menjadi single
parent dan orang tua dari pihak suami atau istri masih hidup, tentu mereka akan senantiasa
membantu mengurus anaknya ketika sang ayah pergi bekerja, selain itu segala
kebutuhan keluarga yang dahulu selalu disiapkan oleh istri, sekarang dapat
dibantu oleh orang tua, mertua atau saudara sang ayah tersebut, sehingga
keadaan akan sedikit lebih ringan bagi sang ayah yang menjalani hidup dengan
status barunya sebagai singgle parent, terlepas dari masalah yang akan dihadapi oleh
masing-masing ayah tersebut dikemudian hari sepanjang ia menjadi seorang single parent, kerena dalam kenyataan
dimasyarakat keadaan seperti itu wajar terjadi.
Lalu bagaimana bila status single parent disandang oleh pihak
wanita? Apakah hal sama akan merasakan hal yang sama sperti yang dirasakan oleh
pihak pria?
PERAN IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DALAM KELUARGA
Sebelum membahas
mengenai peran ibu sebagai orang tua tunggal (single parent), perlu diketahui bagaimana Penyebab seorang wanita
menjadi orang tua tunggal. Secara umum, kebanyakan orang hanya mengetahui
penyebabnya adalah karena pertama Pasangan
hidup meninggal dunia, otomatis itu akan menjadikan kita sebagai orang tua
tunggal, dan kedua karena perceraian.
Namun sebenarnya ada penyebab lain hingga wanita menjadi seorang single
parent, yaitu Pasangan hidup
meninggalkan kita untuk waktu yang sementara, namun dalam kurun waktu yang
panjang, contohnya seorang istri dengan suami yang bekerja sebagai nelayan yang
terkadang dalam melaut perlu waktu berbulan-bulan, atau yang memiliki suami
yang bekerja diluar pulau atau luar negeri yang jangka waktu kontrak kerjanya
bertahun-tahun. Kedua yaitu wanita yang mengadopsi anak, namun ia belum menikah,
tidak pernah menikah. Dan yang terakhir adalah wanita yang membesarkan anak
dari hasil hubungan diluar nikahnya, baik mereka yang menjadi korban
pemerkosaan maupun yang memang melakuakan hubungan diluar nikah.
Apabila pada pembahasan sebelumya telah disampaikan bahwa keadaan sebagai
ayah dengan status single parent terasa
tidak begitu sulit karena adanya bantuan dari orng-orang terdekatnya. Namun
apakah akan ada perlakuan yang sama bila hal tersebut dialami oleh para wanita
(ibu) single parent ? selama ini,
yang ada dimasyarakat dalam memperlakukan atau menganggap para single parent, baik pada pria maupun
wanita tidak mampu menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga pada keluarganya
secara baik. Namun tentu seperti yang dijelaskan diatas, ketika status tersebut
disandang oleh seorang pria mungkin pendapat tersebut dapat dianggap gugur
dengan sendirinya. Tetapi bagaimana dengan pihak wanita, akankah mendapat
perlakuan yang sama?
Dalam kenyataannya pula, meski banyak yang berpendapat sama bahwa para single parent baik bagi pria (ayah)
maupun akan sulit menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga yang idealnya
telah diposisikan tiap masing-masing anggota keluarganya. namun ternyata ada
perbedaan sikap dan persepsi oleh banyak masyarakat dan orang-orang
dilingkungan para single parent tersebut.
Bila pada pria pendapat ayau anggapan-anggapan tersebut dapat gugur dengan
sendirinya. Pada wanita justru perlakuan yang tidak sama yang diterima. Hal itu
dapat dibuktikan dengan melihat perlakuan yang ada, pada masyarakat ataupun
lingkungan para wanita single parent tersebut
terkadang justru tidak melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan
kepada para pria single parent, meski
mereka tahu bahwa para wanita (ibu)
tersebut akan kesulitan dalam menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga.
mereka lebih menganggap bahwa hal yang terpenting dalam peranan single parent dalam keluarga adalah
hal-hal yang berkaitan dengan anak. sehingga ketika wanita menjadi seorang single parent, mereka tidak mencemaskan
tentang pengurusan keluarga dan anak-anaknya, karena hal tersebut memang telah
menjadi tugas atau bagian dari ibu dalam keluarganya. tentang masalah peran
dari figur seorang ayah yang digantikan oleh ibu yang mereka anggap sulit bagi
para wanita single parent tersebut
justru juga malah diabaikan dan digampangkan, karena mereka juga berpendapat
bahwa mencari uang dapat dilakukan dengan tanpa meninggalkan rumah dan tetap
bisa mengurus rumahtangga, berbeda dengan ayah yang harus bekerja diluar rumah.
Hal-hal yang demikianlah yang sering terjadi didalam masyarakat kita dan
merupakan suatu keadaan yang wajar dan di amini oleh semua pihak.
Selain anggapan remeh orang-oarang, seorang single parent pun tak luput dari anggapan negatif dari berbagai
pihak terutama bila yang menjadi single
parent adalah seorang wanita. Baik yang berumur masih muda sampai yang tua,
banyak dari mereka harus dapat menjaga sikap, bila dulu jika mereka masih
memiliki suami bagi harus dapat menjaga diri dari pria-pria lain, kini mereka
harus lebih dan lebih lagi dalam bergaul dan bersikap pada lawan jenisnya, hal
tersebut yang terjadi pada mereka yang menjadi single parent karena janda. Bagaimana dengan penyebab yang lain,
tentu hampir sama, apalagi bagi mereka yang merupakan korban pemerkosaan atau yang
memeang telah melakukan hubungan diluar nikah. Anggapan bagi mereka merupakan
anggapan negatif yang paling berat dibandingkan penyebab single parent yang lain. Mereka terkadang dicap sebagai “wanita nakal”, karena tidak bisa menjaga
diri hingga membuahkan anak dan rawan menggoda rumah tangga orang lain. Banyak
hal yang mamiliki sisi positif maupun negatif, akan tetapi ketika lebih banyak
mengekspos sisi negatif saja tentu sisi positif yang ada terasa kurang bisa
menutupi sisi negatif yang ada. Namun tentu kita harus bijak dalam menyikapi
hal-hal seperti ini, karena fenomena seperti ini bukanlah keinginan setiap
orang, namun memang jalan hidup yang telah menggariskan mereka menjadi single parent.
Lalu akankah para wanita tersebut menyerah begitu saja dengan keadaan dan
anggapan masyarakat dan lingkungan sekitarnya yang merendahkan mereka. Tentu
saja tidak, coba kita lihat dikehidupan kita sehari-hari, dimasyarakat luas,
ditelevisi, diberita-berita, dll. Ternyata banyak hal yang jauh berbeda dari apa
yang kita kira dan kita pikirkan selama ini tentang para wanita single parent. mereka tidak selemah dan
setidak mampu itu, bahkan menurut saya mereka jauh lebih hebat dan jauh lebih
kuat dibandingkan para pria single parent.
Dengan rasa prihatin terhadap nasib anak-anaknya kelak dan rasa ikatan biologis
yang kuat antar keduanya justru yang membuat para wanita single parent tersebut untuk mencoba memaksa diri mereka agar tetap
memerjuangkan kehidupan keluarganya. peran dan tuga/fungsi keluarga pun tidak
mereka abaikan, meskipun mereka tahu bahwa memang sulit untuk menggantikan
figur, peran dan tugas/fungsi seorang ayah dalam keluarga, namun lambat laun
mereka pun dapat melakukannya dengan tidak mudah pula tentunya.
Setelah pemaparan sisi lain dari wanita single
parent, selanjutnya adalah peran dan tugas/fungsi keluarga yang dijalankan
para wanita single parent dalam
keluarganya. berikut adalah bagaimana para ibu single parent menjalankan
tugas/fungsi keluarga dalam keluarganya,
·
fungsi melanjutkan
keturunan atau reproduksi
Untuk
fungsi reproduksi ini tentunya tidak mungkin diperankan oleh para wanita single
parent hingga mereka menikah dan memiliki keturunan kembali tentunya.
·
fungsi afeksi
Sebagai seorang ibu tentu fungsi
ini tidaklah asing baginya, fungsi afeksi yang bermakna kasih sayang atau rasa
cinta merupakan suatu hal yang telah ibu berikan sejak buah hatinya lahir
kedunia ini. Namun kemudian muncul pertanyaan, apakah semua ibu seperti itu,
lalu bagaimana dengan para wanita single
parent yang memiliki anak dari hasil diluar nikah, apakah mereka akan dapat
memberikan kasih sayangnya.
Tentu saja tidak semua para wanita single parent dapat menjalankan fungsi afeksi
ini, sebgai contoh apabila wanita tersebut menjadi seorang wanita karir yang
harus kerja dengan intensitas waktu yang cukup lama tiap harinya yang
menjadikan waktu untuk menjalankan fungsi afeksinya tidak ada dan menyerahkan
segala urusan rumah dan pengurusan anak kepada para pembantu dan pengurus anak
mereka, sehingga ada pula yang justru sangat bergantung pada para pengasuhnya
dibanding dengan orang tuanya. Selain itu terdapat contoh lain yakni justru
karena menjadi seorang single parent,
mereka merasa terguncang jiwanya sehingga tidak dapat menjalankan funsi
afeksinya dengan baik. Bahkan dalam beberapa berita yang ada karena terguncang
jiwanya, anak-anaknya yang kemudian menjadi korban, bukan kasih sayang yang
diberikan melainkan rasa cemas dan tidak aman dalam keluarganya sendiri. Hal
yang demikian kebanyakan terjadi pada para wanita single parent yang memiliki ekonomi lemah, karena ketergantungan
akan figur ayah sebagai tulang punggun keluarga. sehingga latarbelakang ekonomi
dan pekerjaan juga berpengaruh dalam pelaksanaan fungsi afeksi tersebut.
Lalu bagi mereka, wanita single parent yang yang memiliki anak
dari hasil diluar nikah. Tentunya tidak dapat diberikan jawaban yang tepat yang
benar atau salah bagi pertanyaan ini, karena jawaban ini merupakan jawaban
subjektifitas penulis dari hasil pengalaman dan informasi dari berbagai sumber.
Bila kita melihatnya dari sisi kemanusiaa, tentu apa yang telah dilakukan
wanita tersebut dengan memertahankan kandungannya hingga lahir, meskipun ia
tahu bahwa nantinya ia akan membesarkan anaknya seorang diri tanpa bantuan pria
yang menjadi ayah dari anak yang dikandungnya tersebut merupakan suatu hal yang
menunjukkan bahwa wanita single parent tersebut
telah menjalankan fungsi kasih sayang atau afeksinya bahkan sejak didalam
kandungan.
·
fungsi sosialisasi
Orang tua manapun termasuk mereka
yang menjadi single parent tentu ingin
melihat anak-anaknya menjadi sosok yang mampu mengambil peran dalam
lingkungannya nantinya, karena tidak selamanya mereka akan hidup dengan orang
tuanya. Mereka pun nantinya akan menjalani hidupnya sendiri tanpa bantuan orang
tuanya, untuk itu perlu adanya proses belajar untuk terjun dimasyarakat yang
dimulai sejak kecil dengan cara meniru apa saja yang dilakukan para anggota
keluarganya. Tentu saja orang tua tidak tinggal diam dalam masa ini, mereka
mencoba memberikan contoh perilaku yang baik dan sesuai dengan norma dan nilai
yang berlaku dan berguna nantinya dimasyarakat. Sama halnya yang dilakukan para
ibu single paernt yang merawat dan
membesarkan anak dari hasil hubungan diluar nikahnya, tentu ia akan berusaha
untuk menjadikan anaknya sebagai individu yang baik dan dapat diterima
dimasyarakat, ia tidak ingin anaknya justru tidak dapat bersosialisasi dengan
masyarakat luas karena tidak diterima dan menjadikan sang anak tidak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal karena mendapat caci makian, hinaan,
sindiran, dll dari lingkungan.
Namun demikian seperti yang terjadi
pada fungsi afeksi dan yang lainnya, tidak semua ibu dapat menjalankan fungsi
sosialisasi. Terkadang pada para ibu single
parent yang tidak dapat meluangkan waktunya kerna kesibukan pekerjaannya
justru memilih memberikan tanggung jawab penggasuhan pada para pengasuh,
pembantu, tempat penitipan anak, dan kepada orang tua mereka, sehingga mereka
tidak tahu proses sosialisasi apa yang diberikan para pengasuhnya terhadap
anak-anak mereka selama mereka bekerja. Ditemukan contoh kasus adanya polah
tingkah anak-anak yang justru seperti kebiasaan yang sering dikerjakan oleh
para pengasuhnya.
·
fungsi
ekonomi
Fungsi ekonomi yang memang menjadi
kunci kekuatan dalam keluarga yang sangat diperlukan. Pada saat ini ibu sebagai
single parent akan bertugas untuk
menggantikan tugas dari ayah sebagai kepala keluarga yang salah satu tugas
untuk mencari nafkah. Tentunya banyak hal yang dilakukan para wanita single parent tersebut dalam mencari nafkah
untuk keluarganya, sebagai contoh para ibu yang ingin selalu dekat dengan
anak-anaknya mereka memilih untuk membuka usaha sendiri dirumah, seprti membuka
warung makan, toko kelontong, jasa laundry, dll yang bisa mereka lakukan
dirumah. Adapula yang bekerja disawah, kebun, dll karena keahlian yang dimiliki
adalah dalam bidang pertanian. Adapula yang menjadi pembantu rumah tangga,
buruh, dan informal lainnya. Bahkan ada yang menjadi tukang ojek, tukang becak,
sopir taksi, tukang tambal ban demi terpenuhinya kebutuhan keluarganya.
Namun tetap ada juga yang justru
karena ketidak mampuan dan tidak terpenuhinya ekonomi keluarga, sang ibu justru
menjual anak-anaknya.
·
fungsi
pengawasan atau kontrol
keluarga menanaman nilai-nila dan norma-norma terhadap
para anggota keluarganya, terutama pada anak-anak, begitupun para wanita single parent. Kepada para anggota
keluarga diajarkan mengenai hak dan tanggung jawab, baik terhadap keluarga, masyarakat,
negara dan agamanya. Bila ada dari anggota keluarga yang menyimpang dari
tangung jawab, anggota keluarga yang lain akan menegur dan mengarahkannya
kembali. Selain itu adanya tanggung jawab yang diberikan merupakan awal dari
sebuah kemandirian bagi anggota keluarga dalam bersikap dan berperilaku dai
lingkungan masyarakatnya, terutama bagi anak-anak. adanya penanaman nilai dan
norma yang telah ditanamkan dengan kuat pada anak merupakan bentuk hidden dari
fungsi kontrol tersebut, sehingga dengan tertanamnya nilai dan norma tersebut
maka akan menjadi pedoman anak atau anggota keluarga lainnya dalam berperilaku
ketika orang tua atau anggota keluarga sedang tidak bersemanya.
Namun, lagi-lagi hal yang sama tentunya terjadi pada
fungsi ini. Yang menjadi faktor penentunya adalah ketersediaan waktu untuk
menjalankan fungsi ini dalam keluarga oleh para wanita single parent tersebut.
·
fungsi
proteksi
Fungsi
proteksi dalam keluarga adalah fungsi perlindungan terhadap anggota keluarganya.
Fungsi perlindungan dapat dibagi tiga, yaitu perlindungan fisik, ekonomi, dan
psikologis. Setiap anggota keluarga pasti membutuhkan ketiga hal tersebut. Untuk yang pertama yaitu bagian perlindungan
fisik, contohnya adalah sorang bayi yang baru lahir
memulai hidupnya dengan perlindungan penuh karena ia tidak mempunyai kemampuan
dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. Bayi tanpa perlindungan orang tua dan
keluarga sudah tentu tidak akan hidup lama. Selanjtnya, yang kedua adalah bagian perlindungan ekonomi yang tentunya
dalam pemenuhannya berkaitan dengan fungsi ekonomi dalam keluarga yang telah
dijelaskan sebelumnya. Kebutuhan anggota keluarganya yang utama dan mendasar adalah
terpenuhinya sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan anggota keluarganya.
terakhir adalah bagian perlindungan psikologis yang berkaitan dengan fungsi
afeksi pada fungsi keluarga. rasa aman, yaman, dan kasih sayang adalah cerminan
dari sebuah rasa yang ideal yang diinginkan dalam suatu keluarga. berjalan,
berfungsi atau tidak peran dan fungsi keluarga tentu dipengaruhi dari beberapa
faktor dan penyebab seperti yang telah dijelaskan dalam tiap ulasan dan dalam
bagian fungsi keluarga sebelumya.
KESIMPULAN
Fenomena yang banyak dijumpai dalam
masyarakat kita saat ini adalah keberadaan orang tua tunggal atau yang lazim
disebut dengan istilah “Single Parent”. Mereka mengasuh dan membesarkan
anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya. Lalu bagaimana bila yang
mengalami hal seperti ini adalah wanita. banyak anggapan remeh dan negatif terhadapa para wanita single parent, namun dapat dibuktikan
bahwa tidak semua anggapan tersebut dapat menjadi acuan yang dibenarkan. Banyak
hal yang terkadang tidak diketahui banyak orang tentang bagaimana mereka
mempertahankan keberlangsungan kehidupan keluarga mereka. Merka harus membagi
waktunya untuk untuk banyak hal agar peran dan tugas/fungsi keluarga tetap
dapat dijalankan dengan sesuai.
Ternyata meskipun
mereka merupakan ornag tua tunggal yang mengasuh, membesarkan anak-anak dan
mengurus keperluan dan kebutuhan keluarga tanpa bantuan pasangan, merka dapat
beradaptasi dengan keadaan dan terus berjalan maju demi keluarga merka yang
harus tetap hidup dan berjalan maju, meski dengan banyak rintangan, halangan,
bahkan hinaan dan cap negatif dari masyarakat luas dan lingkungannya. Namun
demikia, tentunya tidak semua wanita dapat melakukannya karena berbagai masalah
yang dihadapinya. Namun setidaknya satu hal yang perlu diingat idealnya semua
orang tidak ingin menjadi single parent,
dan semua orang tua ingin anak-anak dan keluarga mereasa aman, yaman dan
menjadi anak yang baik yang dapat dibanggakan. Sehingga perlu adanya apresiasi
bagi para wanita single parent yang
telah mampu menjalankan peran dan tugas/fungsi keluarga dengan semaksiaml
mungkin yang mereka dapat lakukan.
Sebagai saran untuk menutup tulisan ini, bagi para ibu yang akan menjalankan
peran ganda, wanita sebagai single parent yang menjalankan peran domestik dan
publiknya secara bersamaan harus memilki menajemen waktu yang efektif serta mampu mengkombinasikan dengan baik
antara pekerjaan domestik dan publik secara baik. Apabila ia berada di tempat
kerja, maka ia harus mengkonsentrasikan diri sepenuhnya pada pekerjaannya, dan
sebaliknya, apabila ia telah berada di rumah, maka ia harus mencurahkan seluruh
perhatiannya terutama pada anaknya, juga makan, belajar, atau pun membacakan
dongeng sebelum tidur. Kematangan fisik, dan psikologis merupakan faktor yang
sangat vital dan utama yang dibutuhkan wanita yang berstatus single parent untuk melakukan menajemen
keluarga. Kematangannya tersebut akan mempengaruhi caranya dalam memanajemen
diri dan keluarganya, terutama dalam membesarkan serta mendidik anak-anaknya
guna membentuk karakter sang anak. terakhir jangan
menyerah dengan cacimakian, hinaan, dll. Akan tetapi buktikan bahwa wanita
merupakan sosok yang kuat, tangguh dan dapat memimpin keluarganya meskipun sebagai
seorang single parent.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
sosiologi. 2007. Sosiologi 3: Suatu
Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Yudhistira.
Ritzer,
George. 2012. Edisi Kedelapan Teori
Sosiologi: Dari Sosiologi Klasisk Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Riskika, Julian dan Indrawati .
. Artikel: Kehidupan
Sosial-Ekonomi Janda Di Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. .
Syilfiah, Dian. 2012. Peran Ayah
Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga (Studi Kasus 7 Orang Ayah Di Kelurahan
Turikale Kabupaten Maros). Makassar: Skripsi.
Ensiklopedia
Bebas, Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Sosialisasi:
Peran Keluarga. http: www.wikipedia.com
(di akses pada 16/04/2013).
Pernik Magazine. 2008. Bagaimana Peranan Keluarga Dalam Sosialisasi.
http: www.pernikmagazine.com
(di akses pada 16/04/2013).
Riadi,
Muchlisin. 2012. Definisi,
Fungsi dan Bentuk Keluarga(di
akses pada 16/04/2013).
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking